logo-color

Publikasi
Artikel Populer

MENUMBUHKAN MINAT GEMAR BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA SD

AGUS KRISWANTO, S.Pd.

AGUS KRISWANTO, S.Pd.

Guru SD NEGERI PURWODADI KEC. ANGSANA
KABUPATEN TANAH BUMBU

MATEMATIKA merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh banyak siswa. Ada beberapa faktor alasan, antara lain; banyak rumus yang harus dihafal, metode mengajar guru yang membosankan, guru kurang menyenangkan, tidak ada bimbingan atau pendampingan belajar dari orang tua karena sibuk kerja, hitung perkalian dan pembagian yang belum dimengerti oleh siswa itu sendiri dll. Hal inilah antara lain sebagai penyebab bahwa mata pelajaran Matematika kurang menarik bagi siswa. Sehingga minat siswa untuk gemar belajar terhadap Matematika menjadi rendah. Sebagai konsekuensinya adalah nilai untuk Matematika siswa pun kurang baik.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, selain dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan akan  ketertarikan  siswa  tersebut terhadap pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak  tertarik dengan pembelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang sering dikenal dengan istilah  minat.

Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa: “Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (bisanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu”.

Minat juga dapat diartikan alat motivasi yang utama yang dapat meningkatkan belajar siswa agar pelajaran yang diberikan guru mudah diterima dan dipahami karena minat belajar sangat menentukan sukses atau tidaknya kegiatan belajar siswa. Peningkatan minat belajar (Matematika) ini sangat diperlukan, mengingat bahwa prestasi belajar pada umumnya meningkat jika minat belajar bertambah.

Berikut ini adalah beberapa upaya yang idealnya dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika; Pertama, membuat suasana belajar yang menyenangkan. Artinya jangan sampai ada siswa yang dalam mengikuti pelajaran di kelas dengan suasana hati yang takut atau mencekam. Karena kebanyakan siswa punya rasa takut kalau sewaktu-waktu ditunjuk atau diberi pertanyaan dan tidak bisa menjawab. Biasanya guru kurang bisa menjaga perasaan siswa. Karena siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tidak jarang guru berkata ini dan itu terhadap siswa tersebut. Misalnya; kamu ini ditanya 5 x 7 saja tidak bisa, nggak pernah belajar ya di rumah dsb. Hal sepele inilah kadang membuat siswa down ketika ada pelajaran Matematika di kelasnya. Dia malu dengan teman-teman kelasnya. Seharusnya guru tidak bersikap seperti hal di atas. Kedua, guru dalam mengajar Matematika menggunakan metode yang tepat. Sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ketiga, dalam pembelajaran Matematika di kelas diupayakan keterlibatan siswa secara langsung. Misalnya setelah dijelaskan tentang materi tertentu, sebaiknya guru menunjuk siswa mengerjakan soal di papan tulis. Bisa ditunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal yang berbeda. Keempat, memberikan motivasi kepada siswa untuk terus belajar dan jangan menyerah. Kalau ada kesulitan bisa ditanyakan pada guru di sekolah.

Upaya yang perlu dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk menumbuhkan minat dan gemar terhadap belajar Matematika, pertama, menumbuhkan rasa suka atau cinta pada pelajaran Matematika. Dengan cara belajar secara rutin, bilamana mengalami kesulitan bisa bertanya pada teman terdekatnya. Kedua, memberikan sugesti positif pada diri sendiri artinya kalau rajin belajar Matematika saya pasti bisa. Kalau ada kesulitan bisa bertanya pada teman terdekat atau esok hari bertanya pada guru di sekolah. Ketiga, mau dan terus berlatih dengan sungguh-sungguh soal-soal hitung Matematika seperti yang sudah dicontohkan di sekolah. Karena hanya dengan belajar yang sungguh-sungguh, pasti bisa dan sukses. Keempat, terus berlatih dan pantang menyerah jika menghadapi jenis soal yang sulit dan menantang.

Pada kenyataannya, hal tersebut di atas sulit dilakukan oleh siswa. Apalagi kedua orang tua siswa sibuk dengan pekerjaannya. Setelah pulang kerja, pada suasana sore hari mereka sudah lelah. Malam hari pun demikian, hingga akhirnya siswa belajar sendiri. Tidak jarang dalam belajar banyak pikiran berkecamuk. Ada perasaan takut, kalau PR nya salah pasti esok dapat nilai nol (0). Dan akan mendapat marah dari orang tuanya.

Seharusnya orang tua tetap ada waktu untuk anak-anaknya yang sekolah. Terutama untuk anaknya yang SD, mereka perlu perhatian dari orang tua. Pada suasana sore hari atau malam hari pun sebaiknya diupayakan bisa ada waktu komunikasi dengan anak tentang pelajarannya di sekolah. Misalnya: bisa saja sebenarnya ditanyakan, tadi dapat nilai berapa di sekolah, bagaimana sudah belajar apa belum, atau sudah mengerjakan PR apa belum? Nah, dengan pertanyaan tersebut, anak yang mendapat nilai bagus di sekolahnya pasti akan cepat mengambil tasnya. Dan memamerkan/menunjukkan nilainya kepada orang tuanya; ayah dan ibunya. Namun sebaliknya bagi anak yang mendapat nilai tidak baik pasti akan kelihatan takut, diam, wajahnya menunduk bahkan ada yang menangis ketika ditanya orang tuanya.

Orang tua yang bijaksana, jika mengetahui respon anaknya ketika ditanya tentang nilai seperti di atas. Sebaiknya dengan nada lemah lembut, menyuruh anaknya mengambil tas kemudian mengajari beberapa soal yang salah dikerjakan oleh anaknya. Memang suatu risiko, ketika orang tua lelah bekerja tidak bisa mendampingi anaknya belajar atau mengerjakan PR. Akibatnya, anak mendapat nilai yang tidak bagus. Mendampingi anak belajar, mengarahkan dalam belajar si anak dengan harapan anak tahu akan konsep hitung dalam Matematika. Namun kenyataan, tidak sedikit orang tua yang menjawabkan tugas atau PR anaknya. Kemudian bangga kalau anaknya dapat nilai seratus (100), hal ini merupakan fenomena yang keliru.

Upaya yang perlu dilakukan oleh orang tua; ayah dan ibu di rumah agar anaknya memiliki minat dan gemar belajar Matematika. Pertama, ada waktu untuk dapat mendampingi anaknya belajar. Kedua, memberi motivasi kepada anaknya agar di sekolah selalu memperhatikan penjelasan guru. Dengan harapan jika ada soal bisa mengerjakan. Ketiga, mendoakan anaknya agar dimudahkan dalam belajar dan tercapai cita-citanya kelak.

Tiga komponen penting dalam menumbuhkan minat gemar belajar Matematika, yaitu guru, siswa dan orang tua. Masing-masing sangat berperan dalam menumbuhkan minat gemar belajar Matematika. Faktor guru menurut hemat penulis, adalah yang dominan. Siswa akan antusias mengikuti pembelajaran jika guru menerapkan metode mengajar yang pas, sesuai dengan materi dan senantiasa menyenangkan bagi siswa.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I