Meilysa Ajeng Kartika P.
Penelitian Tindakan Kelas, penelitian yang sudah tidak asing lagi di kalangan Bapak/Ibu guru ataupun calon tenaga pendidik. Penelitian ini merupakan salah satu Action Research yang dilakukan di kelas. Menurut Cresswell (2015), Action Research terdiri atas penelitian tindakan praktis dan partisipatorik. Lantas, Apa sebenarnya Penelitian Tindakan Kelas itu? Sebelum melangkah jauh, alangkah lebih baiknya jika kita mengenal apa itu Action Research. Menurut Carr& Kemmis (dalam Wardhani &Wihardit, 2014), penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri (oleh peserta yang terlibat dalam situasi, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah). Penelitian tindakan ini dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan, dengan tujuan untuk memperbaiki pemikiran serta praktik yang dilakukan di Lembaga tersebut.
Dengan berbekal dari pengertian di atas, maka kita dapat mengkaji pengertian Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu penelitian Action Research yang dilakukan oleh guru di kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada di kelas. Perlu Bapak/Ibu ketahui bahwasanya istilah Action Research pertama kali dilontarkan oleh Psikolog Sosial Kurt Lewin untuk menangani kondisi sosial pada tahun 1940-an. Berikut disajikan flowchart terkait pergeseran penelitian tindakan mulai pada 1970-an hingga saat ini Penelitian Tindakan Kelas menjadi tren di kalangan Bapak/Ibu guru.
Melihat flowchart tersebut, penelitian tindakan kelas saat ini merupakan penelitian yang tren di kalangan Bapak/Ibu guru. Ada sebagian Bapak/Ibu guru atau calon tenaga pendidik, yang bertanya-tanya Mengapa guru harus dibebani lagi dengan PTK? Bukankah pekerjaan guru sudah banyak? Bukankah sudah ada peneliti pendidikan yang nantinya hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh para guru? Mari kita renungkan bersama.
Dilihat dari sisi praktik pembelajaran di kelas, gurulah yang paling banyak pengalaman. Bukankah guru paling tahu, kapan sesuatu harus dimunculkan dan kapan harus dicegah? Nah, jika PTK ini dibebankan kepada para peneliti luar, ketika mereka datang ke kelas, peristiwa pembelajaran yang ada saat itu merupakan kejadian sesaat yang berakar dari berbagai kondisi sebelumnya, yang tidak mungkin diamati oleh para peneliti. Sedangkan jika PTK dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri akan lebih bermakna karena guru dapat menghubungkan hasil pengamatan tersebut dengan berbagai kondisi sebelumnya, serta terkait dengan kebutuhan guru itu sendiri. Bapak/Ibu bisa menggali lebih lanjut terkait Penelitian Tindakan Kelas melalui Workshop Eksklusif yang diselenggarakan oleh Guru Inovatif Indonesia. Di mana, workshop eksklusif adalah pelatihan dan pembimbingan menulis mulai tahap menemukan judul hingga menjadi suatu karya utuh berupa laporan PTK dan PTS.
Sumber Artikel
Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wardhani, I., & Wihardit , K. (2014). Penelitian Tindakan Kelas . Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.