Catur Puryanto, S.ST
Widyaiswara di Badan Pengembangan SDM Pertanian Departemen Pertanian
Pengantar
Integrated Farming System (IFS) adalah suatu konsep kegiatan bisnis atau usaha pertanian yang melibatkan berbagai komoditas dalam pengusahaannya, dimana satu komoditas dengan komoditas lainnya mempunyai hubungan saling mendukung dan melengkapi. Kata kunci IFS adalah multiple products, minimal external input, simbiosis, daur ulang, harmoni dan berkelanjutan. Umumnya kegiatan IFS dilakukan dalam satu lokasi, besar kecilnya lokasi tergantung dari jenis komoditas yang dikembangkan, target dan tujuan pengembangan.
Limbah dalam IFS merupakan sebuah potensi yang dapat digunakan sebagai upaya minimalkan input dari luar system berupa pupu, pakan ternak dan ikan, yang dengan sendirinya membentuk suatu “daur-energi” antara “budidaya satu komoditi dengan komoditi lain” yang apabila dikelola dengan sangat baik dan menciptakan suatu system pertanian yang ramah lingkungan, sehat dan berkelanjutan (mandiri) dalam jangka panjang.
Limbah dalam IFS dapat dikategorikan menjadi dua macam, berdasarkan bentuknya, limbah padat (berupa sampah) dan limbah cair. Potensi terbentuknya limbah padat, banyak dihasilkan dari sisa biomassa (sisa/ampas tahu, ampas sari buah, jerohan/kepala ikan, dsb), limbah biomassa yang berasal dari guguran dedaunan kering disekitar lahan dan limbah hasil kegiatan manusia (sisa makanan, fases, dsb).
Limbah cair dalam IFS banyak di-regenerate dari limbang cair kandang (sisa mandi ternak ruminansia besar/kecil), urine (ternak), limbah cair dapur (waterhiacin) dan limbah cair kolam perikanan. Limbah gas dalam IFS dapat diabaikan keberadaannya karena dinilai ter-regenerate sangat kecil.
TUJUAN
Mengetahui cara pembuatan UFT, Kompos dan Biogas dengan baik dan benar.
- UFT (Urine Fermentasi Technology)
UFT atau Urine Fermentasi Technologi adalah suatu teknologi atau cara memanfaatkan limbah cair kandang yang berupa urine, cairan sisa mandi ternak (sapi) dan sisa kegiatan sanitasi untuk diolah menjadi pupuk cair dengan cara fermentasi.
Kegiatan UFT adalah sebagai pupuk cair organic yang ramah lingkungan. Proses pembuatan UFT dilakukan menggunakan cara fermentamah asi dengan menambahkan beberapa jenis mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman dan bersifat membantu mempercepat proses pendegradasian bahan organic di tanah agar mudah diserap oleh tanaman.
Gambar 1. Skema pembuataan pupuk cair
Sumber: Divisi penolahan limbah BBPP-Batu
2. KOMPOS
Kompos merupakan bahan organic yang telah mengalami proses decoposisi/penguraian oleh mikroba (bakteri dan cendawan), protozoa, nematode, microalga, yang proses pembuatannya dapat direkayasa oleh manusia melalui proses composting.
Manfaat Kompos:
- Pupuk, bagi tanaman (pemberi zat nutrisi bagi tanaman)
- Memperbaiki struktur tanah, berfungsi sebagai “bahan-antara” antar partikel tanah, sehingga aerasi pada tanah dapat terjaga baik, tanah tidak terlalu liat (clay)
- Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation, Tanah ber-KTK tinggi lebih mampu menyediakan unsure hara dibandingkan dengan tanah ber-KTK rendah.
- Kompos menambah kemampuan tanah menahan air, Kompos yang tercampur tanah akan membuat tanah memiliki pori-pori dengan daya rekat yang baik, sehingga mampu mengikat dan menahan kesediaan air dalam tanah.
- Meningkatkan aktifitas Biologi Tanah
- Meningkatkan pH tanah.
- Meningkatkan ketersediaan unsur mikro tanah.
Proses pembuatan jompos dapat ditembuh melalui dua cara : Aerobik dan Anaerobik dengan bantuan starter micro-decomposer maupun tidak. Filosofi pembuatan kompos adalah membuat kondisi artificial proses terbentuknya humus yang terjadi secara alami di alam.
3. BIOGAS (BAHAN BAKAR ALTERNATIF TERBARUKAN)
Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organic (umumnya kotoran ternak, kotoran manusia, sampah organik, dll) oleh mikoorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Sebagai salah satu sumber senergi alternative yang ramah lingkungan dan terbarukan, biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kegitan : memasak, penerangan (lampu gas), pembangkit listrik. Di Indonesia, biogas di pedesaan lebih umum dimanfaatkan untuk keperluan memasak.
Kesetaraan energy Biogas dengan bahan bakar konvensional lain:
1 M³ Biogas setara dengan : – Elpiji 0,46 kg
- Minyak Tanah 0,62 liter
- Solar 0,52 liter
- Bensin 0,8 liter
- Kayu Bakar 3,50 kg
Selain penghasil bahan bakar, reactor biogas juga menghasilkan bio-slurry yang sangat bermanfaat sebagai pupuk organic cair dan pupuk padat.