BAMBANG PRIJONO,SP.d.SD
Guru di SDN Cisauk Cibungbulang Bogor
Seorang murid bukanlah robot. Artinya banyak guru menjadikan murid-muridnya sebagai pelampiasan hanya untuk memenuhi pencapaian targt kurikulum yang kaku.sehingga tugas-tugas belajar di sekolah menjadikan murid banyak yang stres dan seakan menanggung beban berat belajarnya, karena tidak dibangun dulu mentalnya. Jadi ke mana mental murid? Jadi seorang guru harus bisa merasa dan meraba kondisi mental murid-muridnya dalam satu kelas yang memiliki karakter unik tiap individu murid. Bila guru mengabaikan tugas sebagai pendidik lebih dominan sebagai tugas pengajar jangan diharapkan tugas tugas belajar dari seorang murid bisa dikerjakan dengan mudah dan lancer serta hasil yang memuaskan. Karena memang menghidupkan seorang manusia itu tidak bisa dipecut badannya seperti kerbau untuk punya semangat kerja belajarnya. Tetapi untuk mendapatkan semangat belajar penuh power energy adalah dengan membangun jiwanya dulu. Jiwanya adalah mentalnya. Karena pendidikan tidak dibangun mentalnya maka dimana mana kehidupan mengalami degradasi mental. Pendidkan lebih fokus pada pengajaran mengejar target kurikulum yang baku dan kaku. Sehngga murid dijadikan robot untuk mencapai target belajar yang ditentukan oleh KKM. Hal ini membuat murid dikejar waktu untuk menyelasaikannya padahal jiwanya tidak ada semangat belajar sama sekali maka menjadikan belajar hanya formalitas belaka. Kalau pendidikan di sekolah hanya mengejar formalitas belaka maka terjadi kemerosotan mental dan hasil belajar.
Karena tidak dibangun mentalnya, sehingga bagaimana mungkin murid-murid bisa menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan penuh semangat menggelora dan penuh cinta sekali dengan ilmu-ilmu di sekolahnya. Hal ini dikarenakan strategi belajar yang diterapkan guru hanya fokus pada kurikulum yang kaku. Akhirnya hasil belajar murid tidak memuaskan atau daya serap rendah sekali dalam belajarnya. jadi dapat disimpulkan mental murid yang lemah, malas, penuh halusinasi itu membawa dampak besar dalam kemerosotan pendidikan di kelas.Secara global membawa dampak pula pada kemerosotan pendidikan nasional. Dampak ini bukan main-main sudah kenyatan terjadi hamper diseluruh kota besar di Negara ini. Fenomena berita tv selalu ada tayangan tawuran antar pelajar, tawuran antar desa, tawuran sekelompo pemuda, dan perkelahian antar pelajar. Kemana citra dunia pendidikan di Negara kita selama ini? Apa penyebabnya kejahatan yang dilakukan murid-murid sekolah menampar dan mencoreng dunia pendidikan negeri ini? Jawabannya kita renungkan apakan pendidikan kita sudah membangun mental murid? Selama ini pendidikan sekolah lebih focus dominan pengajaran atau pendidikan? Kalau fokus dominan pada pendidikan mental murid mungkinkah terjadi kejahatan pelajar? Mari kita semua tahu ke mana arah dunia pendidikan di negeri ini? Dan bagaimana dampak dari arah pendidikan yang tidak punya ruh? Dan revolusi mental hanya angan-angan belaka kalau tidak dimulai mental warga negara dari pendidikan sekolah formal.
Untuk itu perlu adanya perombakan besar untu mendobrak strategi belajar yang yang berfokus pada kurikulum kaku kearah fokus pada mental murid. Bagaiman bentuk strategi belajar berfokus pada mental murid? Dimulai harus dari perubahan mental seorang guru dulu sehingga dengan mudah bisa membangun mental murid-muridnya di kelas. Karena seorang guru harus memiliki mental mendidik yang dominan erlebih dahulusebelum bertugas sebagai sebagai pengajar. Dengan memberi contoh dari mental mendidik seorang guru lebih mudah ditiru oleh murid-muridnya daripada sekedar ceramah.
Contoh perubahan mental seorang guru seperti :selalu penuh senyum dan cinta kasih dalam berinteraksi di kelas. Menghindari kekasaran atau perkataan membentak membuat takut murid atau dengan perintah yang memaksakan kepada muridnya yang malas atau kurang nalarnya, karena tanpa mau tahu penyebab malas dan kurang nalarnya. Contoh positif seorang guru adalah memberikan tugas belajar dengan bimbingan intensif dan penuh persuasive bukan melepaskan murid sendirian dalam menjalankan tugas belajarnya dengan kesulitan yang dialami murid tidak diketahui oleh guru. Selain itu perlu ide-ide seorang guru menerapkan strategi belajarnya dengan memberi contoh karakter seorang guru yang selalu ceria, senyum bahagia, dan merangkul murid penuh cinta kasih seorang guru sebagai pendidik yang digugu dan ditiru. Dengan bentuk-bentuk konkret strategi belajar yang berfokus pada mental murid diharapkan membawa hasil belajar yang memuaskan karena dibangun oleh mental murid penuh bersemangat menggelora, nyata, dan power energy. Kekuatan dan kesadaran mental murid yang tinggi mendorong untuk mendobrak mental yang lemah, malas dan berhalusinasi berubah menjadi mental yang berenergi penuh semangat menggelora dan punya cinta ilmu. Kalau semua murid sudah memlki mental positif secara simsalabim mampu merubah kemajuan belajarnya lebih memuaskan dengan bonus sudah memiliki sikap mental penuh kemandirian dan kedewasaan dalam kebiasaan hidup sehari-hari.
Sebagus apapun sistem tanpa ruh akan hampa atau kosong sama dengan tidah ada hasilnya. Begitu juga sebagus apapun sistem kurikulum tanpa ruh atau mental dari pelaksana pendidikan akan mati. Karena adanya kehidupan seorang manusia itu karena adanya ruh. Ruh pendidikan itu adalah mental dari orang-orang yang terlibat dalam pndidikan. Dengan adanya ruh atau mental dari orang-orang yang terlibat bisa memberikan hasil yang diharapkan. Tentunya dalam memberikan ruh atau mental kepada murid-murid harus terlebih dahulu dimilki oleh seoang guru. Sebelum melakukan tugas guru sebagai pengajar harus memiliki jiwa/mental seorang pendidik. Dengan mental pendidik seorang guru bakal bisa menerapkan strategi belajarnya berfokus pada mental murid otomatis murid-murid itu merasa nyaman belajarnya, karena tidak terbebani oleh keterpaksaan atau rasa malas yang selalu menghalangi untuk berangkat ke sekolah sehingga keluyuran di jalan alias membolos sekolah. Dengan membangun mental murid-murid terlebih dahulu sehingga tumbuh mental penuh semangat yang menggelora dengan power energy dalam belajar sehingga semangat pula belajarnya untuk meraih cita-citanya.
Kunci kemajuan pendidikan di sekolah adalah dengan membangun mental murid-murid disekolah dengan penerapan strategi belajar berfokus pada mental murid, bukan fokus pada kurikulum kaku dan baku. Fenomena-fenomena gelap yang kita lihat sehari-hari di tv-tv dari kelakuan jahat murid-murid sekolah hendaknya menjadi renungan seluruh guru. Mengapa ini terjadi? Apa yang salah dalam pendidikan di negeri ini? Semua dapat kita ambil pembelajaran bahwa pendidikan bukan menjadikan murid-murid kita robot yang tidak punya ruh dan rasa. Sehingga pendidikan kita tidak ada hasilnya alias hampa atau mati. Mari kita bangkitkan terlebih dulu ruh dan rasa yang ada didalam tubuh raga murid-murid kita sebelum mendapatkan materi pelajaran dengan strategi belajar yang berfokus pada mental murid.