logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PEMBELAJARAN ERA UMAR BAKRI HINGGA MERDEKA BELAJAR INDONESIA BERKEMAJUAN

ALI FAUZI

ALI FAUZI

Ketua POKJAWAS-PAI
Lumajang

Prolog

Sosok Umar bakri. Salah satu tokok yang dijadikan judul sebuah lagu oleh Iwan Fals. Salah satu lagu yang sangat hits di jamannya yang menceritakan sosok guru dengan kesederhanaannya. Pengabdiannya sebagai guru selama 4o tahun menjadi bukti cintanya pada negeri ini. Walaupun gaji “dikebiri”, tetap tidak bisa menahan semangatnya dalam mengajar ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya.

Kisah guru-guru di daerah tertinggal yang melakukan home visit selama masa pandemi tahun ini. Proses pengajaran yang seharusnya dilakukan secara daring, namun tidak bisa dilakukan karena terkait banyak faktor. jaringan internet dan ketiadaan sarana lain menjadi stimulus guru-guru di sana melakukan pengajaran dengan sistem door to door. Dengan spirit Oemar Bakri, mereka mengajar tanpa batas. Ya, mungkin tanpa batas versi mereka adalah tanpa dibatasi oleh banyak kendala. Apapun bisa mereka lakukan, karena ruh pendidik senantiasa membuncah dari jiwa-jiwa mereka.

Pembelajaran Era Umar Bakri

Diawali oleh niat yang memang bukan dari hati tapi sekadar materi. Aku tidak mengatakan bahwa seluruh guru yang ada mengajar tidak dari hati, namun ketika suatu imbalan menjadi acuan utama, maka akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang.

Pendidikan merupakan suatu hal untuk merubah sikap dan tingkah laku seseorang untuk proses pendewasaan individu atau kelompok melalui suatu pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sangatlah penting bagi individu, karena seseorang tidak akan bisa tanpa diselingi dengan adanya suatu dukungan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Dari tujuan bersekolah pada zaman dahulu orang tua pada dasarnya menyekolahkan anaknya bertujuan agar dapat mempelajari ilmu yang belum kita ketahui, membentuk sebuah karakter dari siswa agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pada karakter ini meliputi beberapa hal diantaranya sikap tanggung jawab, sopan santun, kedisipinan dan semangat dalam belajar. Hal inilah yang diperhatikan oleh orang tua, guru, siswa pada zaman dulu.

Berbeda lagi pada zaman sekarang justru siswa hanya mementingkan nilai yang tercantum pada rapor, hasil tugas, dan ulangan itu dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan. Sehingga pada era sekarang ini nilai setinggi apapun belum tentu dijadikan sebagai cermin karakter setiap kepribadian siswa.

Di zaman dulu sangatlah terbatas siswa untuk mengakses pelajaran sekolah. Selain melakukan pembelajaran di sekolah siswa biasanya mengikuti bimbingan belajar yang dipandu oleh wali kelas sendiri. Dulu memang sudah ada lembaga-lembaga belajar tetapi masih sangat minim. Bahkan mencari tutor pengajar yang kredibilitas yang baik itu juga sulit. Beda pada era sekarang sangatlah mudah untuk mencari akses pelajaran. Banyak sekali ditawarkan dengan berbagai cara. Salah satunya seperti bimbingan privat atau belajar online.

Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kebijakan pengembangan yang dikeluarkan Kemdikbudristek untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan merdeka belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dalam kurikulum merdeka belajar, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Guru juga bisa membuat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Ada tiga jalur yang sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan, yakni: 1) Mandiri Belajar. Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka. Beberapa bagian atau prinsip-prinsipnya saja tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan PAUD, Kelas 1, IV, Kelas VII, dan Kelas X., 2) Mandiri Berubah. Jalur kedua akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, IV, Kelas VII, dan Kelas X., 3) Mandiri Berbagi. Sementara yang ketiga, sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum merdeka. Jalur ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, IV, Kelas VII, dan Kelas X.

Saya masih ingat pesan Kemdikbud RI melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr. Iwan Syahril, Ph.D.
Bahwa apapun kurikulum yang akan diterapkan di sekolah, dengan tulus hati, kita terus meningkatkan kompetensi diri demi memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna sesuai dengan tahap perkembangan murid-murid kita,” Selanjutnya, “Teruslah belajar, gunakan platform Merdeka Mengajar. Mari terlibat dalam komunitas belajar baik di dalam sekolah, antar sekolah, atau di organisasi-organisasi guru, dan sebagainya,” pungkasnya.

Indonesia berkemajuan Bingkai Nusantara

Dalam ekspektasi kita dengan membayangkan Indonesia berkemajuan identik dengan Indonesia yang damai dan sejahtera. Mustahil adanya kemajuan, jika ada konflik dimana mana, ada saling sikut, saling menghujat dan semacamnya, intinya Indonesia itu, konflik, perbedaan sikap menghujat itu harus dihentikan, lalu berikutnya Indonesia maju itu selain damai juga harus sejahtera. Artinya damai dan sejahtera kita kunci untuk Indonesia berkemajuan. Bayangkan jika negara kita miskin, ya pastilah tidak ada kemajuan. Perasaan damai muncul dari perlaku, yang dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan.

Persepsi perilaku kemanusiaan terbaik berdasarkan pandangan Islam adalah manusia yang memberi banyak mamfaat atau faedah sejahtera kepada manusia lain. Menurut pandangan Islam adalah peran kemanusiaan yang harus dilakukan manusia. 

Konklusi

Ada sebuah Hadis yang memberi petunjuk agar manusia itu memihak kepada yang baik. Hadist itu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:  
Khairunnas tafaunnass. Manusia yang baik adalah manusia yang bermamfaat untuk orang lain (Riwayat Imam Akhmad)

Sekali lagi itulah keperibadian yang Islami. Itulah pula cita cita Indonesia yang bekermajuan. Sama sekali bukan, golongan yang mendukung terhadap dan mnajisi (mengotori) kebenaran yang tidak peduli dengan ajaran Islam yang menyuruh melakukan hal yang baik dan bahkan di seluruh alam lingkungan.

Dalam rangka cita cita Indonesia berkemajuan berbasis tradisi nusantara dan kita harus menjunjung konsep menjadikan kemanusiaan yang peduli, menyumbangkan faedah kepada masyarakat dan lingkungan. Wallahua’lam bishawab.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I