Sudah lebih dari setahun para siswa belajar dari rumah untuk menghindar dari Corona Virus Disease 19 (COVID-19). Dalam perjalanan waktu semua pengajar terutama guru dituntut untuk bisa beradaptasi dengan situasi tersebut. Dengan hal ini muncullah istilah pembelajaran jarak jauh dimana guru dan siswa tidak bersama-sama dalam satu ruang atau tempat walau begitu tetap bisa melakukan proses belajar dan mengajar.

Bagaimana dengan layanan bimbingan dan konseling? Apakah dengan tidak adanya tatap muka tidak diberikannya layanan bimbingan dan konseling? Bagaimana cara memberikannya bila tidak ada siswa. Bila tidak diberikan berarti enak ya guru BK tidak ada kerjaannya. Apakah anggapan di atas benar adanya? Mari kita bahas masalah ini.

Layanan Bimbingan dan konseling di masa pandemi

Sebelumnya perlu dipahami terlebih dahulu apa itu bimbingan dan konseling terutama di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dari berbagai arti dapat disimpulkan bahwa suatu proses bantuan yang diberikan guru bimbingan  dan  konseling  (guru BK)  kepada  seseorang dalam hal ini siswa asuh (dalam istilah bimbingan dan konseling di sekolah) atau juga sering disebut peserta didik dari potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, lingkungan dan mampu mengatasi hambatan serta dapat menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Kemendikbud (2016:32), program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen yaitu layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem. dukungan sistem bimbingan dan konseling merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling tidak selamanya diikat hanya harus di luar jaringan atau bertatap muka langsung. Layanan bimbingan dan konseling dapat menggunakan teknik informatika dan komunikasi untuk dapat memberikan bantuan atau memfasilitasi siswa untuk bisa mengoptimalkan dirinya sesuai dengan tugas perkembangannya.

Layanan bimbingan dan konseling dalam jaringan

Untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam jaringan, guru BK memerlukan beberapa media dalam membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk siswa asuh. Untuk hal ini penulis menuliskan media-media yang sangat membantu dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai guru BK.

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam jaringan dapat diberikan melalui media Aplikasi WhatsApp baik secara pemberian pesan dan telepon atau pemanggilan video. Layanan informasi dan konseling perorangan biasanya banyak melalui aplikasi ini. Aplikasi WhatsApp bila ingin  bertatap muka melalui online maksimal hanya delapan orang sehingga tidak bisa meng-cover semua siswa perkelas.

Dibutuhkan aplikasi lainnya agar bisa memberikan bimbingan satu kelas atau kelompok yang jumlahnya lebih dari delapan orang. Biasanya penulis menggunakan aplikasi Google Meet atau Zoom untuk menyampaikan  materi-materi  bimbingan dan konseling untuk satu kelas atau kelas besar yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa.

Untuk menyimpan materi dan tugas bimbingan dan konseling biasanya penulis menggunakan aplikasi google classroom. Sehingga siswa dapat melihat kembali materi yang sudah diberikan. Bila penulis ingin melakukan survei atau mengumpulkan data siswa, penulis biasanya menggunakan aplikasi Google Meet. Hal ini tidak terlepas dari masalah jaringan baik guru dan siswa itu sendiri, kuota yang ada dan waktu yang merupakan tantangan tersendiri.

So… bisakah layanan dalam jaringan? Tentu saja bisa …