Kehidupan kita masih dijajah dan dibelenggu pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 sudah 3 tahun menimpa kita. Anak sekolah sudah 3 tahun belajar online dari rumah. Pandemi COVID-19 telah membuat banyak perubahan dan memberikan dampak serius bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dampak sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan akibat pandemi COVID-19

begitu terasa terutama di dunia pendidikan.

Kita harus sadari bahwa pendidikan saat ini berjalan di atas musibah pandemi COVID-19. Apalagi saat ini kita juga sudah melewati masa-masa PPKM yang pertama dan kedua sehingga muncul era baru yang sering kita sebut dengan era New Normal.

Era New Normal adalah kehidupan baru yang mau tidak mau harus dilakukan oleh dunia pendidikan kita. Kita melihatnya memang seperti masalah baru dalam dunia pendidikan. Namun, mau tidak mau memang kita harus dan pasti berubah. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan pendidikan kita dengan baik untuk generasi masa depan kita.

Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan potensi anak dalam mencapai kedewasaannya dengan tujuan anak cakap dalam melaksanakan tugas yang diemban nantinya. Saat orang tua menginginkan anaknya tetap ada di rumah karena masa pandemi maka kewajiban sekolah memberikan sesuatu yang tepat agar transfer pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan hidup tetap terjadi.

Melihat pada surat edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020 proses pembelajaran dari rumah atau di rumah itu memang lebih ke arah bagaimana kita memaknai proses pendidikan atau proses pembelajaran itu sendiri baik yang dilakukan oleh guru maupun orang tua di rumah. Jadi tidak ada target kurikulum untuk peserta didik memperoleh nilai akademik dan konten-konten pembelajaran.

Pada situasi ini memang harus dilakukan semacam itu yang sangat diperlukan segala partisipasi atau peran serta orang tua, anggota keluarga dan  guru  semua  butuh  waktu dan penyesuaian. Proses pembelajaran antara guru dengan siswa tidak bisa tergantikan secara total. Proses pembelajaran daring adalah salah satu metode saja yang bisa dijadikan terjadinya proses pembelajaran. Sedangkan untuk penguatan karakter dan lain sebagainya perlu ada interaksi antara guru dengan murid.

Lalu bagaimana Peradaban dan Intelektual dapat terbentuk dengan baik di masa pandemi ini?

Inovasi dalam Dunia Pendidikan

Peradaban dan Intelektual dapat terbentuk dengan baik di masa pandemi salah satu caranya adalah dunia pendidikan berani berinovasi dengan sebaik-baiknya. Karena di dunia pendidikan adalah dunia yang paling tinggi tingkat kompleksitasnya, mengapa? Karena objeknya dan subjeknya adalah manusia.

Mendidik anak untuk dijadikan generasi masa depan yang beradab dan berpengetahuan luas sangat dibutuhkan level inovasi yang tinggi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi dan komunikasi senyatanya telah memberikan sumbangan signifikan dan mendorong terjadinya perubahan dalam dunia pendidikan maupun pembelajaran.

Saat ini guru bukannya lagi sebagai sumber atau satu- satunya orang dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh orang tua, sekolah, pendidikan dalam menghadapi trend pembelajaran seperti ini?

Pertama orang tua dapat mendampingi anak-anak dalam penggunaan gadget ke arah yang positif dalam pembelajaran daring. Orang tua seyogyanya menjadi teman di jejaring sosial anak. Karena di sinilah, anak dapat berselancar di dunia maya. Orang tua dapat bergabung dan berkomunikasi secara intens dengan anak-anak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka di dunia cyber.

Kedua, guru dapat mengembangkan metode pembinaan akhlak dengan kecakapannya menggunakan gadget. Dengan memanfaatkan media komunikasi seperti WhatsApp, Line, Telegram atau membuat Google Form dengan pertanyaan pembiasaan positif siswa untuk selalu dibina dalam pelayanan akhlak kepada peserta didik.

Seperti yang dilakukan oleh MTs. Pembangunan UIN Jakarta yang setiap harinya dapat memantau perkembangan aktivitas positif siswa. Di mana siswa mengisi link LKPPD (Laporan Kegiatan Pembiasaan Peserta Didik) yang nantinya akan dilaporkan setiap minggu dalam perkembangannya. Dari beberapa pertanyaan yang diberikan kepada siswa salah satu contoh pertanyaan dan data yang didapatkan sebagai berikut.

Semua dapat dilakukan dengan baik jika adanya kerja sama orang tua, peserta didik dan guru dalam pembinaan akhlak siswa dengan segala latihan kejujuran yang diberlakukan.

Ketiga, guru dan siswa aktif terlibat dalam proses belajar dengan memanfaakan teknologi sebagai paradigma pembelajaran saat ini sudah tergeser menuju pembelajaran berbasis digital. Saat ini dengan adanya E-Learning, E-book, adanya kelas online, diskusi online, pembelajaran berbasis online, semuanya berbasis online.

Peran Pendidikan dalam Peradaban dan Intelektual

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembentukan sumber daya manusia. Pengembangan dan implementasi kurikulum saat ini yang mengintegrasikan teknologi informasi dalam pembelajaran mengharuskan guru dan peserta didik menguasai teknologi. Peserta didik dan guru aktif terlibat dalam pemanfaatannya baik sebagai sumber, media, maupun sebagai alat pembelajaran.

Keterampilan dalam penguasaan teknologi merupakan kecakapan hidup atau life skill yang harus dimiliki oleh guru dan peserta didik. Jika, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam bersaing nantinya. Peran seorang guru sangat penting dalam hal ini. Untuk itu guru di era milenial ini juga harus membekali diri dengan penguasaan teknologi dan informasi. Mau tidak mau, suka atau tidak suka saat ini guru dituntut untuk menguasai teknologi dan informasi dan meningkatkan kompetensinya untuk menghasilkan peserta didik yang cakap dan terampil serta beradab dan berpengetahuan yang baik, yang menguasai 4C dalam pendidikan (Communication, Collaborative, Critical Thinking, dan Creativity) yang dilandasi dengan akhlak yang baik.