logo-color

Publikasi
Artikel Populer

DIMENSI PENGETAHUAN METAKOGNITIF

Kamriana S., S.Pd., M.Pd.

Kamriana S., S.Pd., M.Pd.

Universitas Patompo
muflihah.sain@gmail.com

Dimensi pengetahuan dalam revisi taksonomi bloom dikategorikan menjadi empat jenis yaitu: a) pengetahuan faktual, b) pengetahuan koseptual, c) pengetahuan prosedural, d) pengetahuan metakognitif. Artikel ini akan membahas dimensi pengetahuan metakognitif secara khusus.

Pengetahuan metakognitif sangat penting dalam membantu mencapai tujuan pendidikan. Namun, pengetahuan metakognitif ini sering diabaikan dan jarang ditemui dalam pembahasan pelaksanaan pembelajaran. Mendengar kata metakognitif, maka akan terlintas dalam pikiran bahwa itu adalah hal yang rumit, karena untuk mendapatkan pengetahuan metakognitif tidaklah mudah, akan tetapi membutuhkan pemahaman yang kuat tentang metakognitif tersebut.

Dimensi pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi diri sendiri. Pengetahuan metakognitif mengantarkan siswa untuk menyadari tentang kognisi dirinya, mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui serta bertanggungjawab terhadap apa yang telah diketahui dengan pemikirannya. Flavell (Anderson dan Karthwoh, 2010) dalam artikelnya menyakatakan bahwa metakgonisi mencakup tentang strategi, tugas kognitif, dan pengetahuan diri atau variable person.

  1. Pengetahuan Strategis
         Pengetahuan ini adalah pengetahuan tentang strategi-strategi belajar dan berpikir dalam memecahkan suatu masalah. Subjenis pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang berbagai strategi yang dapat dilakuakan oleh siswa untuk memahami pelajaran. Ada berbagai macam dan banyak sekali strategi dalam belajar, namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: mengulang-ulang, mengelaborasi, dan mengorganisasi.
        Mengulang-ulang merupakan salah satu strategi untuk mengingat atau memahami suatu materi. Sementara mengelaborasi adalah suatu strategi dengan menggunakan berbagai mnemonic, merangkum, memparafrase atau mencari gagasan pokok dalam sebuah ulasan materi untuk memahaminya. Adapun strategi mengorganisasi adalah membuat poin-poin penting dalam sebuah ulasan materi kemudian membuat sebuah peta konsep atau sebuah gambar diagram, siawa mengubah bentuk materi menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk pemaparan menjadi peta konsep atau bentuk yang lain. Berikut beberapa contoh pengetahuan strategis.
    • Pengetahuan bahwa mengulang-gulang suatu materi atau sebuah informasi adalah salah satu cara untuk memahami suatu materi dengan baik;
    • Pengetahuan tentang beraneka ragam strategi mnemonic untuk menghafal, misalnya memakai akronim;
    • Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi seperti memparafrase dan merangkum;
    • Pengetahuan tentang berbagai strategi pengorganisasian seperti menuliskan garis besar dan menggambar diagram.
  2. Pengetahuan Tentang Tugas-Tugas Kognitif (Pengetahuan Kontekstual dan Kondisional)
        Menurut Flavell bahwa pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan bahwa tugas-tugas kognitif itu sulit dan memerlukan sistem kognitif dan strategi kognitif. Misalnya tugas untuk mengenali lebih mudah daripada tugas untuk mengingat kembali, karena untuk mengenali hanya perlu untuk membedakan dan menentukan pilihan yang benar, sementara untuk mengingat seseotang harus mencari memori kemudian menemukan informasi yang sesuai. Setiap individu mengakumulasi pengetahuan tugas-tugas kognitif atau pengetahuan kontekstual yang ada di dalam dirinya. Setelah seseorang mengetahui berbagai macam strategi belajar yang baik atau yang sesuai dengan karakternya maka perlu juga memahami pengetahuan kondisional. Pengetahuan kondisional ini adalah pengetahuan tentang kapan pengetahuan kontekstual digunakan dengan tepat. Tidak semua pengetahuan kontekstual atau tugas kognitif bisa diterapkan dalam setiap keadaan atau kondisi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengetahuan kondisional, di antaranya adalah norma-norma lokal situasional, kondisi sosial secara umum, pengetahuan tentang berbagai situasi dan norma sosial dalam suatu daerah terkait dengan penggunaan strategi yang tepat adalah aspek penting dalam pengetahuan metakognitif. Berikut beberapa contoh pengetahuan tugas-tugas kognitif yang mencakup pengetahuan kontekstual dan pengetahuan kondisional.
    • Pengetahuan bahwa tugas mengingat kembali, berbeda dengan tugas mengenali;
    • Pengetahuan bahwa tugas sederhana untuk menghafal hanya membutuhkan strategi pengulangan;
    • Pengetahuan bahwa strategi elaborasiseperti merangkum dan memparafrasekan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam;
    • Pengetahuan tentang norma-norma sosial lokal dan umum, konvensional, kultural untuk menyesuaikan kondisi penerrapan strategi tertentu.
  1. Pengetahuan Diri
          Pengetahuan diri atau variable person ini termasuk juga bagian penting dalam metakognisi. Pengetahuan diri terkait dengan pengetahuan individu tentang dirinya, apa kelebihan dan kelemahannya. Misalnya siswa mengetahui bahwa dirinya lebih suka dan mudah mengerjakan soal pilihan ganda dibandingkan dengan mengerjakan soal essay. Mengetahui bahwan dirinya lebih mudah mengerjakan soal perhitungan dibandingkan dengan soal seni. Pengetahuan diri juga mencirikan seorang ahli, karena dia mengetahui hal-hal yang belum atau susah dipahami, kemudian berusaha mencari infomasi untuk mengetahui hal tersebut, berusaha lebih keras lagi untuk hal yang lebih susah dipahami. Pengetahuan diri ini akan memberikan kesadaran diri individu tentang pengetahuan kognitifnya. Mengetahui strategi yang memudahkan baginya untuk memahami sebuah konsep, karena setiap individu memiliki cara atau satrategi yang berbeda dalam belajar. Berikut beberapa contoh dan manfaat tentang pengetahuan diri atau variable person.
    • Pengetahuan bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang mendalam pada sebagian bidang, tetapi tidak pada sebagian bidang yang lainnya, maka akan berusaha lebih keras untuk hal yang kurang dipahami;
    • Pengetahuan yang akurat (kepercayaan diri yang berlebihan) tentang kemampuan sendiri untuk melakukan tugas tertentu. Kepercayaan diri sangat berpengaruh terhadap keberhasilan;
    • Pengetahuan tentang apa tujuannya melakukan sesuatu, sehingga tidak mudah terpengaruh terhdap hal negatif.

Sebagaimana telah dipaparkan di awal bahwa pengetahuan metakognitif ini penting, maka dibutuhkan beberapa cara untuk mengetahui bahwa seorang siswa memiliki pengetahuan metakognitif. Diantaranya adalah dengan melakukan diskusi-diskusi dengan siswa tentang strategi belajar siswa, baik secara kelompok maupun personal. Secara tidak langsung siswa akan membandingkan strategi dirinya dan temannya. Diskusi ini dapat membantu siswa untuk memiliki kesadaran terhadap dirinya, sementara guru yang mendengarkan akan bisa memahami pengetahuan metakognitif siswanya.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I