Satia Supardy
Widyaiswara Badan Kepegawaian Negara
satiasupardy00@gmail.com
Pelatihan kerja memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi setelah peserta mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, pentingnya metode pembelajaran yang tepat dalam setiap kegiatan pelatihan, umpamanya metode pelatihan studi kasus. Kenapa metode studi kasus?
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi dalam menyampaikan materi dari seorang pengajar kepada peserta pelatihan (training). Penggunaan metode pembelajaran studi kasus untuk membantu para peserta pelatihan yang bisa dijadikan panduan dalam dunia kerja yang mungkin dialaminya. Metode pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan pelatihan akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kompetensi bagi peserta, juga akan berdampak terhadap kinerja organisasi. Simamora dalam Sri Larasati (2018), mengungkap bahwa metode studi kasus menjadi penting untuk diterapkan dalam pelatihan teknis, hal ini untuk membantu para karyawan menunaikan pekerjaan lebih baik. Sementara Mondy dalam Sri Larasati (2018), menuturkan bahwa contoh pelatihan teknis terdapat pada lingkup teknis kepegawaian Aparatur Sipil Kepegawaian (ASN) yang bertujuan meningkatkan kinerja pegawai atau jabatan yang diduduki saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) para pegawainya. Berdasarkan pernyataan Simamora dan Mondy dalam Sri Larasari di atas, jelas pelatihan suatu upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta pelatihan untuk diterapkan setelah kembali pada unit kerja masing-masing.
Salah satu metode pembalajaran yaitu studi kasus. Studi kasus akan sangat membantu dalam mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi secara nyata di lapangan. Selain hal itu, para peserta dirangsang ikut aktif terlibat dalam memecahkan soal kasus yang diberikan oleh isntruktur/pengajar baik secara perorangan maupun kelompok. Metode studi kasus tepat diterapkan dalam lingkup pelatihan yang pesertanya orang dewasa. Demikian juga bisa diterapkan di kelas peserta didik sekolah (SMP dan SLTA) lebih-lebih sekolah kejuruan. Umumnya penerapan pembelajaran yang hanya berfokus dengan metode ceramah tidak mustahil hanya menimbulkan kebosanan bagi peserta pelatihan. Susilo Rahardjo (2008), menyatakan bahwa metode pembelajaran studi kasus merupakan metode untuk mengetahui dan memahami seseorang dengan menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif. Oleh sebab itu metode pembelajaran jangan dianggap suatu yang tidak penting. Terdapat beberapa kelebihan metode pembelajaran studi kasus, antara lain
- Metode ini memungkinkan para peserta pelatihan untuk mempelajari materi dalam konteks yang lebih nyata dan relevan dengan situasi dunia nyata.
- Studi kasus memberikan kesempatan bagi para peserta pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah.
- Studi kasus seringkali melibatkan kompleksitas dari berbagai disiplin ilmu sehingga meningkat kapasitas peserta pelatihan.
Di samping kelebihannya, juga terdapat kekurangan metode pembelajaran studi kasus sebagai berikut.
- Metode studi kasus memiliki keterbatasan, yang mana mungkin tidak berlaku secara universal.
- Metode pembelajaran studi kasus membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dipersiapkan dari pada metode pembelajaran lainnya.
- Tidak semua kasus cocok untuk pengajaran studi kasus.
Metode Pembelajaran Orang Dewasa
Pentingnya pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga membawa dampak positif dikemudian hari. Pembelajaran bagi orang dewasa perlu terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka salah satunya menerapkan metode studi kasus. Pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai pengajar pelaksanaan metode studi kasus akan menentukan kualitas peserta pelatihan. Artinya, pengajar harus menyiapkan secara maksimal sebelum pembelajaran disampaikan ke peserta pelatihan. Pengajar harus menghindari bahan studi kasus yang dijadikan panduan tanpa pemahaman terlebih dulu. Pembelajaran metode studi kasus juga bisa dilengkapi dengan menggunakan model main peran (role play).
Pembelajaran berbasis metode kasus dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa serta dapat menciptakan proses tanggung jawab (Prabowo, 2012). Realita di lapangan pembelajaran metode studi kasus dapat membangkitkan semangat pembelajaran bagi peserta pelatihan dengan hasil sesuai harapan. Pembelajaran metode studi kasus menekankan kepada peserta terlebih dibutuhkan penguasaan masalah yang akan dibahas. Pembahasan yang menjadi tugas peserta pelatihan untuk saling berbagi ide sebagai solusi terhadap pemecahan masalah. Kerja sama tim dalam pembahasan ini dapat diterjemahkan sebagai upaya membentuk peserta yang kompeten ketika suatu saat menemukan permasalahan dilapangan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan metode pembelajaran menggunakan studi kasus dalam pelatihan (training) sangat penting mewujudkan peserta yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan dan kompetensi. Melalui metode pembelajaran yang tepat untuk pelatihan, para peserta memilik bekal mengatasi dalam menghadapi permasalahan pekerjaan sehari-hari. Wallahu’alam.