Pipih Napisah
STIKes Dharma Husada
pipihnapisah1980@gmail.com
Pembengkakan payudara merupakan masalah yang biasa terjadi pada ibu nifas. Angka kejadian pembengkakan payudara pada ibu nifas sebesar 90%. Pembengkakan payudara pada ibu nifas terjadi karena perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan rangsangan puting oleh bayi. Setelah melahirkan, hormon dari plasenta menurun sehingga terjadi peningkatan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin berfungsi untuk memproduksi ASI dan hormon oksitosin berfungsi untuk mengeluarkan ASI (proses laktasi).
Selain itu, proses laktasi dipengaruhi oleh rangsangan puting. Rangsangan puting dapat mempengaruhi produksi ASI dan pengeluaran ASI. Puting memiliki saraf sensoris yang merangsang otak sehingga merangsang produksi ASI dan pengeluaran ASI. ASI keluar dalam 24 jam. ASI yang keluar 1-3 disebut kolostrum. Kolostrum berwarna putih kekuningan. Kolostrum mengandung antibodi. Produksi ASI akan mulai meningkat pada hari ketiga-lima setelah kelahiran karena terjadi perubahan dari kolostrum ke ASI.
Produksi ASI yang berlebih dapat mengakibatkan payudara tidak mampu untuk menyimpan ASI. Lambat laun ASI akan mengakibatkan penumpukan disaluran susu. Pengeluaran ASI yang tidak efektif dapat menyebabkan pembengkakan payudara pada ibu nifas. Ibu yang mengalami pembekakan payudara akan merasakan payudara terasa menegang, mengeras, nyeri, panas, mengkilap, berat dikedua payudara, puting mendatar dan ereola mengeras.
Pembengkakan payudara dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi. Dampak pada bayi, yaitu nutrisi tidak memadai sehingga dapat mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang. Sedangkan dampak pada ibu, yaitu mengalami frustasi dan berhenti untuk menyusui bayi sehingga mengakibatkan payudara bertambah bengkak. Pembengkakan payudara pada ibu nifas jika tidak diatasi dengan benar dan efektif dapat mengakibatkan masalah yang serius, seperti mastitis dan abses payudara.
Pembengkakan payudara pada ibu nifas dapat menggunakan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi untuk menurunkan pembengkakan dan nyeri payudara dapat menggunakan ibuprofen. Sedangkan terapi nonfarmakologi dapat menggunakan kompres air dingin, menyusui setiap 2 jam, memerah ASI, dan kompres daun kol (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Napisah dkk., seorang dosen Prodi DIII Keperawatan tahun 2021, yang menyatakan bahwa kompres daun kol merupakan intervensi alternatif untuk mengatasi pembengkakan payudara pada ibu nifas karena murah dan mudah diperoleh. Terdapat penurunan skor pembengkakan payudara sebelum dan setelah diberikan kompres daun kol. Kompres daun kol efektif untuk menurunkan pembengkakan payudara pada ibu nifas.
Jenis daun kol untuk meredakan pembengkakan payudara, yaitu daun kol yang berbentuk bulat, padat, dan warna putih. Daun kol disebut juga daun kubis. Nama latin daun kubis, yaitu brassica oleracea var. capitata. Daun kol selain untuk meredakan pembengkakan, biasanya digunakan untuk membuat sup. Daun kol digunakan dengan cara dikompreskan pada payudara yang bengkak. Daun kol yang digunakan, yaitu daun kol yang mentah dan segar (suhu ruangan). Kompres daun kol dapat dilakukan 2x-3x sehari. Kompres daun kol dilakukan selama 30 menit karena 20-30 menit daun kol akan layu sehingga tidak efektif jika dilakukan lebih lama. Manfaat daun kol selain untuk bahan makan dapat digunakan untu mengurangi pembengkakan payudara. Kandungan daun kol segar, yaitu mengandung anti peradangan. Kompres daun kol dihentikan jika pembengkakan payudara telah teratasi. Kompres daun kol tidak boleh dilakukan pada ibu yang alergi terhadap kol atau terjadi ruam saat dikompreskan.
Kompres daun kol merupakan salah satu cara untuk mengatasi pembengkakan payudara pada ibu nifas. Kompres daun kol efektif untuk menurunkan pembengkakan payudara karena mudah dilakukan ibu di rumah, murah, aman, dan mudah ditemukan di pasar atau warung. Ibu nifas yang mengalami pembengkakan payudara dapat diatasi dengan kompres daun kol sehari 2x-3x selama 30 menit.