Siti Rofikoh, S.Pd
Guru SD N Kutowinangun 09 salatiga
Pembelajaran bahasa Jawa merupakan salah satu pembelajaran muatan lokal yang ada di sekolah Dasar. Menurut Arafik (2013:29) mata pelajaran bahasa Jawa adalah program pembelajaran bahasa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bahasa serta sikap positif terhadap bahasa Jawa itu sendiri. Alokasi waktu pembelajaran bahasa Jawa dalam satu minggu hanya 2 jam satu kali tatap muka. Hal ini menjadikan pembelajaran bahasa Jawa kurang diterima oleh siswa. Bahkan nilai yang diperolehnya kurang memadai. Oleh karena itu guru harus pandai dalam menggunakan metode agar pembelajaran bahasa Jawa menyenangkan sehingga mencapai hal yang diharapkan. Salah satu yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan tutor sebaya.
Tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau berperan sebagai pengajar (tutor). Metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) adalah strategi pembelajaran yang kooperatif di mana saling menghargai dan mengerti diantara peserta didik dapat bekerja sama. Tutor sebaya (peer teaching) ini memudahkan belajar siswa. Siswa berpartisipasi aktif dan dapat memecahkan masalah bersama–sama sehingga pemetaannya, pemahamannya terhadap mata pelajaran yang diberikan dapat tercapai.
Dalam penerapan tutor sebaya peserta didik dilatih untuk mandiri, dewasa, dan punya setia kawan yang tinggi. Metode ini mempunyai tujuan yang penting dalam kelompok, dapat melatih tanggung jawab individu dan memberi pengajaran kepada peserta didik untuk saling membantu satu sama yang lain dan saling mendorong untuk melakukan usaha yang maksimal.
Sedangkan fungsi tutor sebaya antara lain membantu peserta didik yang kurang mampu agar mudah memahami pelajaran, peserta didik yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Dalam hal ini tutor maupun yang ditutori sama mendapatkan keuntungan. Bagi tutor akan mendapat pengalaman. Sedangkan bagi yang ditutori akan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing. Artinya guru hanya melakukan intervensi jika sewaktu–waktu dibutuhkan peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk aktif belajar.
Agar mencapai hasil yang maksimal dalam tutor sebaya ada langkah–langkahnya yaitu pemilihan materi, pembagian kelompok, pembagian materi, diskusi kelompok, laporan tim, kesimpulan dan tes.
1. Pemilihan materi
Memilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi dibagi dalam sub–sub materi.
2. Pembagian kelompok
Bagilah peserta didik menjadi kelompok–kelompok yang akan disampaikan pendidik. Peserta didik yang lebih pandai dibagi dalam setiap kelompok yang akan bertindak sebagai tutor.
3. Pembagian materi
Masing–masing kelompok diberikan tugas mempelajari satu sub materi dan setiap kelompok akan dipandu oleh peserta didik yang lebih pandai (tutor).
4. Waktu
Beri peserta didik waktu yang cukup untuk persiapan baik di kelas maupun di luar kelas.
5. Diskusi kelompok
Ketika semua kelompok sedang bekerja, sebaiknya pendidik berkeliling bergantian mendatangi kelompok, dan membantu jika terjadi salah pemahaman. Tetapi tidak mencoba mengambil alih kepemimpinan kelompok.
6. Laporan tim
Setiap kelompok melalui wakil yaitu tutor menyampaikan perkembangan temannya yang ditutori serta menyampaikan kendala atau kesulitan pada saat mengajarinya mengenai dribble kepada pendidik. Pendidik bertindak sebagai narasumber utama.
7. Kesimpulan
Setelah pendidik mengetahui kendala ataupun kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik, pendidik memberikan penjelasan, dan meluruskan pemahaman peserta didik yang masih salah. Kemudian pendidik memberikan kesimpulan atas apa yang telah dipelajari.
8. Tes
Membagi soal tes dan memberikan cukup waktu bagi semua peserta didik untuk menyelesaikannya. Dengan hasil tes ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan tutor sebaya dalam pembelajaran
Penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa dengan tutor sebaya dapat dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan yaitu siswa aktif sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Begitu pula dapat mendorong siswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif. Anak yang malu bertanya kepada guru dapat bertanya kepada teman sebayanya sebagai pendampingnya. Maka dalam metode tutor sebaya ini anak akan berani bertanya karena temannya seusia (sebaya 0 dan sepermainannya). Begitu juga siswa yang ditunjuk sebagai ketua untuk masing–masing kelompok dapat meningkatkan rasa tanggung jawab kepada teman-temannya.