logo-color

Publikasi
Artikel Populer

Guru vs E-Learning

Yusniatuty Wahyu Komala

Yusniatuty Wahyu Komala

Di era 4.0 ini teknologi merupakan salah satu media ajar yang sangat berperan penting di dunia pendidikan. Digitalisasi pendidikan membawa perubahan besar bagi pendidikan yang dimana ruang kelas bukan lagi satu-satunya tempat untuk belajar. E-learning atau sistem pembelajaran elektronik atau yang lebih sering disebut sebagai belajar online sudah tidak asing lagi setelah Covid-19 menyebar dan membatasi akses gerak manusia dalam banyak hal termasuk untuk akses pendidikan. Informasi tanpa batas ruang dan waktu, E-learning menjembatani informasi dan pelajaran sampai kepada murid dengan lebih mudah dan cepat. Namun tidak hanya murid sekolah atau mahasiswa perguruan tinggi saja yang menerima manfaat dari E-learning. Dikarenakan pandemic Covid-19 yang berlangsung lebih dari 2 tahun, banyak kalangan mulai dari guru-guru yang mengikuti workshop atau seminar online, para pekerja work from home (WFH) atau masyarakat umum yang mengisi waktu luangnya dengan mulai belajar ilmu-ilmu baru atau memperdalam ilmu yang diminatinya dengan memanfaatkan E-learning.

Secara umum, E-learning dilakukan menggunakan media berbasis internet dan website, dapat berupa teks yang dibentuk dalam format dokumen, audio, video pembelajaran, atau dalam bentuk streaming video di YouTube. E-Learning memungkinkan proses mengajar dan belajar dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Karena kemudahan yang ditawarkan oleh sistem belajar menggunakan media elektronik ini, murid bisa mendapatkan ilmu tidak hanya melalui guru atau pengajar di sekolahnya saja namun bisa mengakses materi melalui website yang banyak tersedia di internet dan dapat diakses secara gratis. Pemberi materi atau penyedia situs website belajar tidak hanya dari kalangan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan, siapa saja yang merasa mempunyai sedikit pengetahuan atau pengalaman atas suatu ilmu akan mudah menuangkan atau membagikan ilmu atau pengalaman yang dimilikinya untuk bisa diakses oleh orang lain.

Lalu hal ini apakah memengaruhi eksistensi seorang guru sebagai pengajar dan sumber ilmu bagi murid-muridnya? Di samping banyak dan mudahnya memperoleh ilmu pengetahuan berkat sistem E-learning namun masih ada beberapa kekurangan dari E-learning, yaitu tidak semua daerah di negara kita sudah mudah dijangkau internet, kurangnya sumber daya yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengakses internet, proses belajar mengajar lebih cenderung menjadi sistem pelatihan bukan pendidikan, serta interaksi antara guru dan murid yang rendah karena kehadiran secara virtual kurang efisien dan dapat membuat peserta didik menggampangkan proses belajar mengajar dan menyebabkan murid bersifat pasif.

Oleh karena itu fungsi guru masih sangat penting dan tidak dapat tergantikan oleh teknologi apapun meski pembelajaran sudah berevolusi ke arah digital, karena guru hadir bukan hanya sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Guru juga berperan penting dalam sistem E-learning karena guru harus berupaya maksimal agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara daring. Guru harus inovatif dan kreatif terhadap metode dan media yang terus berkembang. Untuk mengatasi tantangan tersebut guru-guru mengembangkan atau meningkatkan kompetensi dengan cara mengikuti diklat baik secara luring maupun daring (E-learning). Di mana saat ini sudah banyak penyedia jasa workshop ataupun diklat bagi guru-guru yang ingin meningkatkan inovasi dan kreativitasnya guna mengoptimalkan sistem E-learning guna meningkatkan literasi peserta didik.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I