Yogi Setiawan
Video aksi bullying terhadap salah satu siswa SMP di Kabupaten Garut, Jawa Barat viral di media sosial. Peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan di Garut itu dikabarkan akun Instagram @infogarut, Minggu (14/8/2022). Dalam unggahannya, akun infogarut menyebut peristiwa perundungan terjadi pada Rabu (10/8/2022) lalu, sekitar pukul 11.30 WIB. Namun, postingan yang telah menuai 2.165 suka dan 100 komentar dari netizen ini tak menyebut persis nama SMP tempat korban bersekolah.
Kasus bullying bisa terjadi di mana saja, tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah. Bullying dapat menyebabkan trauma pada korban. Trauma tersebut dapat membekas lama bahkan susah untuk dihilangkan. Hal tersebut yang menyebabkan kasus bullying menjadi penting untuk diperhatikan oleh siapapun, termasuk pihak sekolah.
Sekolah menjadi tempat bertemunya banyak siswa dari kalangan manapun. Itu memungkinkan terjadinya bullying antar siswa di lingkungan sekolah. Oleh karenanya penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang merdeka dari kasus bullying.
Menurut Smith dan Thompson (Yusuf & Fahrudin, 2012) bully diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.
Menurut Siswati dan Widayanti (2009) perilaku bullying merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi. Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu pancingan yang dapat mengarah ke agresi. Menurut Coloroso (Siswati & Widayanti, 2009) bullying akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror. Jenis bully pada umumnya ada empat yaitu sosial (dikucilkan), verbal (ucapan), fisikal (kekerasan), dan cyber-bullying (menggunakan bantuan gadget atau media sosial).
Ada banyak faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan bully terhadap orang lain, tapi kasus bullying yang terjadi pada lingkungan sekolah cenderung karena ingin diakui, ingin mendominasi, merasa memiliki status sosial yang lebih tinggi, hingga hal sepele seperti iseng atau candaan. Apapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya bully tersebut tetaplah tidak dibenarkan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan dampak bullying dapat memiliki efek trauma berkepanjangan yang bisa mempengaruhi masa depan seseorang yang menjadi korban bully tersebut.
Apa saja dampak yang bisa dirasakan oleh korban akibat bullying?
Korban bisa memiliki rasa malu, sedih, cemas, takut, sulit tidur, kesepian, tidak percaya diri, tidak berharga, dan perasaan negatif lainnya yang berakibat timbulnya trauma jangka panjang atau depresi. Perasaan-perasaan negatif yang dirasakan tersebut dapat mengganggu kesehatan mental dari korban bully. Padahal kesehatan mental dapat mempengaruhi kesehatan fisik, sikap, emosi hingga produktivitas seseorang.
Keempat hal itu dapat berdampak secara tidak langsung pada masa depan orang tersebut nantinya. Beberapa korban bully akan cenderung menarik diri dari sosial masyarakat yang tentunya dapat merugikan korban tersebut. Jika tidak diimbangi dengan dukungan keluarga yang baik, maka kesehatan mental korban dapat semakin memburuk hingga timbul keinginan untuk mengakhiri hidup. Itulah sebabnya penting untuk menyikapi sekecil apapun bentuk kasus bullying yang terjadi.
Berikut adalah 5 strategi yang harus diterapkan agar sekolah bebas bullying:
- Semua guru punya komitmen memberantas kasus
- Membentuk agent of change anti bullying yang terdiri dari para siswa.
- Menekankan kasus bullying di setiap agenda pertemuan wali murid.
- Nilai kerukunan dan kerja sama dalam pelajaran semakin diperkuat.
- Komunikasi pihak sekolah dengan orang tua korban dan pelaku bullying harus ditingkatkan.