logo-color

Publikasi
Artikel Populer

GAME ONLINE MOMOK BAGI ORANG TUA DI MASA PANDEMI

Seorim Bessie, S.Pd., M.Si.

Seorim Bessie, S.Pd., M.Si.

Guru di SMP Negeri 2 Tanjung Selor

Belajar dari rumah merupakan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah yang berlaku nasional selama masa pandemi untuk tujuan menghindarkan peserta didik maupun pendidik dari kemungkinan terpaparnya Corona Virus Disease 19 (COVID-19) selain itu tujuan lainnya adalah untuk memutus mata rantai penyebaranya.

Kebijakan Pemerintah tersebut disambut baik oleh beberapa pihak antara lain; orang tua siswa, pemerhati pendidikan, maupun Komisi Nasional Perlindungan Anak. Tujuan kebijakan tersebut adalah untuk melindungi segenap bangsa dari ancaman penularan penyakit tersebut. Walaupun COVID-19 bukanlah satu-satunya penyakit yang mengancam nyawa manusia namun perlu adanya tindakan antisipatif Pemerintah sebagai bentuk pengejawantahan alinea keempat UUD 1945.

Virus Corona ditemukan di Kota Wuhan China pada bulan Desember 2019. Kemudian mulai merebak dan terus merambat hingga menjangkiti hampir semua negara di dunia, keadaan ini sontak membuat semua orang menjadi panik, kepanikan kemudian berimbas pada semua sektor; baik kesehatan, perindustrian, ketahanan pangan, pendidikan dan sektor lainnya. Muara dari penyebaran COVID-19 adalah munculnya kebijakan pemerintah untuk membatasi segala bentuk kegiatan masyarakat yang melibatkan banyak orang. Kebijakan ini terus diperpanjang seiring bertambahnya jumlah pasien.

Pada bulan Maret tahun 2020 Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Edaran nomor 4 Tahun 2020 bahwa ujian kelulusan dikemas dalam bentuk yang lebih sederhana berupa pengumpulan nilai semester yang telah dilalui oleh siswa dan  untuk proses belajar mengajar dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh. Metodologi pembelajaran mengalami transformasi pada sistematika pembelajarannya. Penerapan paradigma baru dalam dunia pendidikan ini membuat beberapa guru yang masih tergolong gagap teknologi (gaptek) harus segera menyesuaikan diri, sedangkan bagi sebagian besar siswa, internet adalah kawan bermainnya karena hampir lebih dari separuh harinya bergulat dengan gadget sehingga dengan mudah mereka mengoperasikannya.

Mengapa Game online momok ?

Bukan hanya Corona virus yang menakutkan tetapi bagi orang tua siswa game online justru membuat mereka lebih khawatir akan anak–anak mereka karena hampir seantero waktu digunakan untuk bermain game online ketimbang mengerjakan tugas maupun membaca materi pelajaran yang diberikan guru melalui aplikasi milik sekolah. Aplikasi milik sekolah yang dimaksud adalah aplikasi yang digunakan oleh sekolah untuk memfasilitasi proses pembelajaran secara daring. Contoh e-learning, e-classroom, google classroom dan sejenisnya.

Kekhawatiran para orang tua siswa bukan tidak beralasan, berdasarkan hasil survei penulis dengan metode wawancara melalui telepon kepada 20 orang tua siswa kelas VII dengan mengajukan 5 pertanyaan sebagai berikut: Pertama apakah anak bapak ibu selalu mengerjakan tugas sekolah tepat waktu. Pertanyaan Kedua; Apakah di sela-sela anak bapak ibu mengerjakan tugas, dia pernah bermain game online setiap hari. Ketiga, selain game online apakah anak bapak ibu sempatkan diri bermain sesuai hobinya, Keempat Apakah bapak ibu selalu menemani anak belajar, Kelima, apakah bapak ibu sudah mencari solusi atas masalah anaknya.

Berikut kurva ulasan hasil wawancara kepada orang tua siswa:

Pada kurva di atas dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan pertama, ada 13 orang tua siswa menjawab anaknya selalu menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu, 6 orang tua menjawab jarang, dan 1 orang mengatakan tidak pernah. Kemudian pilihan jawaban atas pertanyaan kedua; 14 orang tua siswa menjawab anaknya selalu bermain game online, 4 orang menjawab jarang, dan 2 orang menjawab anaknya tidak pernah. Pilihan jawaban untuk pertanyaan ketiga; 2 orang tua menjawab bahwa anak mereka selain bermain game online juga sempatkan bermain permainan yang sesuai kesenangannya, 6 orang menjawab  jarang  dan  12 orang menjawab tidak pernah. Untuk pertanyaan keempat; 11 orang tua selalu menemani anaknya belajar di rumah, 8 di antaranya jarang dan 1 orang tua tidak pernah. Selanjutnya pertanyaan kelima; 15 orang tua siswa sudah berusaha mencarikan solusi untuk permasalahan anaknya yang selalu bermain game online, 4 menjawab jarang dan 1  menjawab tidak pernah.

Penyebab siswa bermain game adalah banyaknya waktu yang diperoleh siswa untuk memegang gadget karena alasan pembelajaran di masa pandemi dilaksanakan secara daring. Dengan demikian ketika pembelajaran usai maka waktu masih tersisa lebih panjang maka mereka menggunakannya untuk bermain game online.

Pengaruh game online bagi pemainnya

Mengapa  game  online  begitu  menarik  sehingga  pemainnya akan   melupakan   kegiatannya   yang   lain,    menurut Nisrinafatin, 2020) dalam artikelnya yang Berjudul “Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa”, selain permainannya menarik, game online juga dapat menyebabkan ketagihan  karena  ketika  sedang  bermain  kemudian   kalah maka akan mencoba kembali supaya menang. Inilah penyebab kenapa para gamer akan terus bermain game kesukaannya sehingga  melupakan  tugas  dan  tanggung  jawab   mereka sebagai seorang peserta didik maupun seorang anak di rumah dan game tersebut cenderung membentuk karakter mereka seperti perannya di dalam memainkan game tersebut.

Game online berbeda dengan game yang dimainkan secara offline karena game yang dimainkan di luar jaringan (luring) cenderung membosankan karena dimainkan perseorangan dan satu arah sesuai setingan penciptanya, game offline ini biasanya terkesan monoton sehingga tidak relevan lagi untuk dimainkan oleh generasi milenial di era digital 4.0. Walaupun demikian kelebihan dari game yang dimainkan di luar jaringan masih memberikan kesempatan kepada pemainnya untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungannya, sedangkan game online terkesan mengarahkan pemainnya bersikap antisosial. Game online adalah permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain, dimana mesin–mesin yang digunakan pemain dihubungkan dengan jaringan internet. Menurut Adams & Rolling dalam (Nisrinafatin, 2020). Senada dengan itu, Purnomo dalam (Soegijapranata, 2019) mengatakan bahwa game online memiliki daya tarik tersendiri karena orang yang bermain seakan dibawa berkelana dalam dunia game yang sedang dimainkan, pemain akan menghayati game nya dan merasa dirinya adalah immersion.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I