Semua orang pasti pernah melakukan yang namanya menulis, entah itu menulis cerita, surat-menyurat, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Namun, masih banyak orang-orang yang belum memahami cara menggunakan penggunaan tanda baca dan benar. Padahal, penggunaan tanda baca dalam penulisan merupakan nyawa dari tulisan yang ditulis karena dengan menggunakan tanda baca yang benar dapat menunjukkan struktur tulisan, intonasi, dan jeda pada saat naskah atau tulisan dibacakan.
Secara umum, tanda baca yang biasa digunakan dalam penulisan adalah titik (.), koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), titik dua (:), titik koma (;), petik dua (“), petik satu (‘), dan tanda hubung (-). Sebagaimana dilansir dari laman Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Kemdikbud banyak penulisan tanda baca yang harus diperhatikan agar sistematika penulisannya benar. Yuk, simak penjabaran dari penggunaan tanda baca berikut:
- Tanda Titik (.)
- Dipakai pada akhir kalimat pernyataan
Contoh: Hari ini cuacanya sangat cerah sekali.
- Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar, misalnya:
Jenis-Jenis Hewan Berdasarkan Makanannya:
- Hewan Karnivora
- Definisi
- Ciri-Ciri
- Contoh
- Hewan Herbivora
- Definisi
- Ciri-Ciri
- Contoh
- Hewan Omnivora
- Definisi
- Ciri-Ciri
- Contoh
- Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu
Contoh: Pukul 18.07.25 (pukul 18.00 lewat 7 menit 25 detik
- Dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit
Contoh: Hariyanto, B. 2008. struktur Data Pondasi membuat Program Yang Elegan dan Efisien. Bandung: Informatika.
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah
Total tabungan Ani selama sebulan terkumpul Rp1.250.000,-
- Tanda Koma (,)
- Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan
Contoh: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand merupakan contoh negara bagian dari ASEAN
- Dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara)
Contoh: Ibu memintaku untuk pergi ke toko, tetapi Ayah melarangnya karena masih hujan.
- Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya
Contoh: Karena rajin belajar, Aldi menjadi juara kelas.
- Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian
Contoh: Aldo siswa yang nakal, meskipun demikian dia termasuk siswa yang cerdas.
- Dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Contoh: Bagaimana kabarmu, Nak?
Wah, pemandangannya sangat bagus!
- Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
Contoh: “Cepat makan keburu dingin nasinya!,” perintah Ibu pada adik.
- Dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
Contoh: Dr. Abu Yazid, Jl. Kalimantan 2, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Mataram, Surabaya
Jakarta, Indonesia
- Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
Contoh: Hariyanto, B. 2008. struktur Data Pondasi membuat Program Yang Elegan dan Efisien. Bandung: Informatika.
- Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir
Contoh: Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
- Dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga
Contoh: Abdullah, S.E., M.Hum
- Dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka
Contoh: 27,5 kg telur
Rp1.500.00
- Tanda Titik Koma (;)
a) Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk
Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
b) Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa
Contoh: Ciri-ciri hewan herbivore:
- makanan utamanya rumput dan tumbuhan;
- berkaki empat;
- berkembang biak dengak beranaka;
- termasuk hewan mamalia.
c) Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
- Tanda Titik Dua (:)
- Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan
Contoh: Ibu membeli perlengkapan dapur: wajan, dandang, dan panci.
- Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Contoh: Ketua : Bryan Adam
Wakil Ketua : Edo Fernando
Sekretaris : Yasinta Dewi
Bendahara : Maulida Putri
- Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh: Ayu : “Bu, Ayu izin main ke rumah Devi, ya?”
Ibu : “Ya sudah sana, tapi ingat jangan sore-sore pulangnya Nak!”
- Dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka
Contoh: Hariyanto, B. 2008. struktur Data Pondasi membuat Program Yang Elegan dan Efisien. Bandung: Informatika.
Surah Yasin: 3
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
- Tanda Hubung (-)
- Dipakai untuk menyambung unsur kata ulang
Contoh: hati-hati
Sayur-mayur
- Tanda Tanya (?)
a) Dipakai pada akhir kalimat Tanya
Contoh: kapan hari kemerdekan Republik Indonesia
b) Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya
Contoh: Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
- Tanda Seru (!)
- Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat
Contoh: Dilarang menginjak rumput di taman ini!
Wah, sungguh indah pemandangan di Gunung Semeru!
- Tanda Petik Dua (“)
- Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain
Contoh: Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”
- Dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: buku novel yang berjudul “Laskar Pelangi” ceritanya sangat menyentuh.
- Dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
Contoh: “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi
- Tanda Petik Tunggal (‘)
a) Dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain
Contoh: “Kau dengar bunyi ‘tolong…tolongg..’ di sebarang sungai tadi?
b) Dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
Contoh: netizen ‘warga internet’
- Tanda Kurung ((…))
- Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Contoh: Andi akan pergi membuat KTP “kartu tanda penduduk” ke kelurahan.
- Dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Contoh: keterangan itu (bagan 2) menjelaskan tentang harga saham dalam sepekan terakhir.
- Dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan
Contoh: Andi berasal dari (kota) Malang
- Dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian
Contoh: yang masuk ke dalam kegiatan ekonomi menyangkut (a) faktor produksi, (b) faktor konsumsi , dan (c) faktor distribusi.
Demikian penjelasan mengenai penggunaan tanda hubung yang benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, semoga membantu dan bermanfaat!!