
NASRIANTY, S.Pd., M.Pd.
Dosen Universitas Patompo
nasriantyr@ymail.com
Pernahkan anda melihat seorang anak rajin belajar tetapi memiliki nilai ujian yang buruk, atau sebaliknya ada seorang anak yang belajarnya santai tetapi memiliki nilai ujian yang bagus? Hal ini bisa terjadi, bukan dikarenakan si anak yang rajin belajar itu tidak pintar dan anak yang santai memang anak pintar. Bisa saja hal ini dikarenakan pemilihan strategi belajar anak tidak sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki, sehingga mereka tidak optimal dalam menyerap informasi dalam proses belajar mereka.
Apa sih gaya belajar itu, apakah penting mengetahui gaya belajar anak?
Gaya belajar adalah cara paling mudah anak menyerap informasi pengetahuan. Setiap anak memiliki karakteristik gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali tipe gaya belajar yang dimiliki oleh anak-anak kita, agar diharapkan anak bisa optimal dalam setiap proses belajar mereka. Dengan mengetahui gaya belajar anak, membantu orang tua mengontrol proses belajar mereka dan diharapkan anak dibantu oleh orang tua untuk memilih strategi belajar apa yang cocok digunakan yang sesuai dengan gaya belajarnya sehingga proses belajar berjalan efektif. Gaya belajar anak ada tiga macam yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik.
Mari kita mengenal lebih dekat tentang gaya belajar anak.
- Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang menggunakan indera penglihatan atau mata. Anak dengan gaya belajar ini mengandalkan indera penglihatan dalam menyerap dan mengolah informasi. Anak visual suka dengan gambar-gambar dan juga menyukai dengan warna warni. Adapun ciri anak yang memiliki gaya belajar visual, seperti menjaga penampilan, teratur dan memperhatikan segala sesuatu. Anak ini suka dengan yang rapi. Anak visual juga mengingat dengan gambar, lebih mudah mengingat materi yang dilihat melalui gambar. Anak visual juga lebih suka membaca dari pada dibacakan. Mengingat apa yang dilihat. Apakah anak anda memiliki ciri seperti ini? Kalau ya, kemungkinan anak anda termasuk pebelajar visual.
Anak visual agar sukses dalam belajar diharapkan menggunkan strategi belajar yang mengutamakan indera penglihatan. Adapun contoh strategi belajar yang bisa digunakan dan diterapkan pada anak anda yaitu anak dalam belajar suatu pelajaran dilengkapi dengan menggunakan gambar-gambar contohnya gambar system pencernaan, gambar siklus hujan ataupun gambar tata cara berwudhu. Dengan melihat gambar yang dilengkapi dengan warna warni akan memudahkan anak mengingat pengetahuan yang sedang dipelajari. Selain gambar juga menggunakan video pembelajaran, seperti video animasi proses peredaran darah dalam tubuh, video tata cara sholat yang bisa diunduh di youtube. Anak visual dalam kelas, diusahakan duduk di barisan bangku depan, supaya tidak ada yang menghalangi pandangan pada saat guru menjelaskan di papan tulis. Anak visual dilengkapi dengan pensil atau pulpen warna warni sebagai penanda catatan untuk lebih mudah mengingat point point penting. - Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar dimana anak lebih mudah menyerap informasi dengan menggunakan indera pendengaran yaitu telinga, jaringan saraf di telinga lebih dominan dibandingakan dengan indera yang lain. Anak auditori memiliki ciri-ciri seperti belajar dengan cara mendengarkan dan menggerakkan bibir. Pada saat berbicara, anak auditori berbicara dengan pola berirama. Anak auditori lebih suka dibacakan daripada membaca dan bersuara pada saat membaca, agar dapat didengar baik oleh indera pendengaran karena jaringan saraf yang menerima stimulus itu lebih banyak pada telinga. Anak auditori juga suka berbicara dan berdiskusi. Anak auditori tidak bisa fokus belajar dikeramaian, perhatiannya mudah terpecah oleh suara ribut. Tidak seperti halnya dengan anak visual, walaupun ribut ia tetap bisa fokus belajar karena mereka mengandalkan indera penglihatan, jadi suara gaduh tidak menjadi hambatan dalam belajar. Intinya anak audotori itu lebih dominan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan indera pendengaran atau telinga.
Agar anak auditori sukses dalam belajar, adapun strategi belajar yang cocok digunakan dalam proses belajar yaitu belajar dalam keadaan sunyi dan tenang tanpa ada gangguan suara. Anak auditori belajar sambil membaca dengan keras. Anak auditori sering belajar dengan teman kelompok dan berdiskusi. Berfikir dan mengingat sambil mengucapkan kembali materi yang dipelajari secra berulag-ulang. Media pembelajaran yang bisa digunakan yaitu rekaman suara atau video yang memiliki suara jernih. Menghafal konsep dengan menggunakan jembatan keledai. Setelah mempelajari sesuatu, minta anak untuk mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari., dengan ini akan menguatkan informasi tersimpan di otak anak auditori. - Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar dimana anak belajar dengan melakukan aktivitas fisik. Pernahkah anda jumpai anak pada saat belajar tidak suka diam membaca, duduk tenang mendengarkan, tapi ia selalu aktif bergerak? Nah ini adalah salah satu ciri anak anda termasuk kinestetik. Jadi jangan anda keliru, apabila anak anda sedang belajar tetapi banyak gerak, anda jangan langsung marah dan menyuruhnya untuk duduk tenang. Hal ini salah satu faktor yang bisa menyebabkan anak susah belajar, mengapa? Karena si anak tadi itu termasuk anak kinestetik, dimana anak kinestetik itu melibatkan aktifitas fisik dalam belajar. Gaya belajar kinestetik tidak bisa disuruh duduk diam tenang dalam belajar. Dan ini banyak terjadi di sekitar kita, bahkan didalam ruang kelas pun seorang kinestetik biasanya dianggap anak bandel. Inilah keunikan dari si kinestetik. Adapun ciri lain anak yang memiliki gaya belajar kinestetik selain banyak bergerak dan menanggapi secara fisik, yaitu belajar dengan melakukan, menyukai pelajaran praktek. Menunjuk tulisan dengan tangan pada saat membaca, dan membaca sambil berjalan dan bergerak. Pada anak auditori justru tidak suka membaca tetapi lebih suka dibacaka karena yang dominan menyerap informasi adalah telinganya, sedangkan anak visual lebih suka membaca sendiri dan yang membedakannya dengan kinestetik yaitu si kinestetik membaca sambil bergerak yaitu menggerakkan telunjuk tangan mengikuti tulisan yang sedang dibaca. Pada saat membaca menyentuh orang dan berdiri berdekatan untuk mecari perhatian dan suka belajar sambil berjalan dan melihat.
Adapun strategi belajar agar anak kinestetik sukses dalam proses belajarnya yaitu memberikan ruang gerak belajar yang luas dan nyaman untuk anak agar bisa mengeksplorasikan dan mempraktekkan pengetahuan yang sedang dipelajari. Belajar dengan menggunakan video animasi bergerak. Di sekolah guru bisa menggunakan alat peraga dan melakukan eksperimen atau praktikum.
Setiap anak itu unik, dan mengenali gaya belajarnya adalah langkah awal yang bijak untuk mendukung tumbuh kembangnya. Mulailah mengamati cara belajar anak anda sehari-hari di rumah, apakahciri-ciri belajar yang kita amati pada anak termasuk visual, auditori atau kinestetik. Dengan memahami ini, kita bisa menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi mereka. Dan uniknya lagi, walaupun setiap anak memiliki gaya belajar tersendiri, penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak indera yang dilibatkan secara bersamaan dalam proses pembelajaran, maka belajar akan semakin hidup, berarti dan melekat. Menurut Dr. Vernon A. Magnesen “kita belajar 10 % dari apa yang kit abaca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yang kita katakana, dan 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan.” Hal ini berarti bahwa, walaupun anak anak kita memiliki satu atau dua gaya belajar yang dominan tetapi alangkah baiknya jika kita melibatkan segala indera yang ada pada tubuh anak kita agar proses belajar lebih cepat, efisien dan efektif, sehingga diharapkan anak-anak kita menjadi pebelajar yang unggul, kelak berbakti kepada nusa dan bangsa.