Dra. Hj. Efrilia, M.Si.
BPSDMD Prov. Sumsel
efrilia564@gmail.com
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu bentuk intervensi kebijakan publik yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak usia sekolah, ibu hamil, dan keluarga berpenghasilan rendah. Masalah gizi, seperti kekurangan energi kronis, anemia, dan stunting, masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan berdampak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia. Anak-anak dengan status gizi buruk cenderung mengalami gangguan pertumbuhan fisik, penurunan daya tahan tubuh, serta hambatan perkembangan kognitif yang berpengaruh pada prestasi akademik. Dalam konteks tersebut, MBG dirancang sebagai solusi untuk menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi harian secara gratis dan terencana. Selain bertujuan meningkatkan kesehatan, program ini juga diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran dengan meningkatkan konsentrasi, motivasi, dan kehadiran siswa di sekolah. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji program MBG secara ilmiah guna memahami manfaat, tantangan, dan implikasinya terhadap sektor kesehatan dan pendidikan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis memiliki dampak positif terhadap status gizi dan kesehatan penerima manfaat. Penyediaan makanan bergizi secara rutin terbukti mampu meningkatkan asupan energi dan zat gizi mikro penting seperti protein, zat besi, dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Studi yang mengevaluasi program makan siang gratis di sekolah menunjukkan adanya perbaikan kondisi kesehatan siswa, ditandai dengan meningkatnya energi, berkurangnya frekuensi sakit, serta meningkatnya kemampuan konsentrasi selama proses belajar mengajar (Nurin & Erwin, 2025). Selain itu, program MBG juga berkontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar dan semangat mengikuti kegiatan sekolah, karena kebutuhan dasar siswa terpenuhi sebelum mereka menerima materi pelajaran (Septiani et al., 2025). Dampak ini sangat penting, mengingat hubungan yang erat antara kecukupan gizi dan fungsi kognitif, seperti memori, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, MBG tidak hanya berperan sebagai program bantuan sosial, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia.
Di sisi lain, implementasi Program Makan Bergizi Gratis menghadapi berbagai tantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Salah satu permasalahan utama adalah aspek pengelolaan dan pengawasan kualitas makanan. Beberapa penelitian melaporkan adanya kasus gangguan kesehatan, seperti keracunan makanan, yang disebabkan oleh kurang optimalnya standar sanitasi dan keamanan pangan dalam pelaksanaan program (Maulia et al., 2025). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan MBG tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan makanan, tetapi juga oleh sistem distribusi, penyimpanan, dan pengolahan yang aman dan higienis. Selain itu, tantangan lain mencakup keterbatasan anggaran, ketidaksesuaian menu dengan kebutuhan gizi lokal, serta koordinasi antarinstansi yang belum optimal (Agustini, 2025). Kajian sistematis juga menegaskan bahwa tanpa perencanaan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, program MBG berisiko tidak mencapai tujuan yang diharapkan dan bahkan dapat menimbulkan masalah baru (Yusriadi, 2025). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lintas sektor yang melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, pendidik, dan masyarakat untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program.
Berdasarkan kajian ilmiah yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi besar dalam meningkatkan status gizi, kesehatan, dan kualitas pendidikan masyarakat, khususnya anak usia sekolah. Program ini terbukti mampu memperbaiki asupan gizi, meningkatkan konsentrasi dan motivasi belajar, serta mendukung ketahanan pangan pada kelompok rentan. Namun, efektivitas MBG sangat bergantung pada kualitas implementasi, pengawasan keamanan pangan, serta dukungan kebijakan dan sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, penguatan sistem pengelolaan, evaluasi berkala, dan penelitian lanjutan sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan. Dengan perencanaan yang tepat dan kolaborasi berbagai pihak, Program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi strategi penting dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan.
Daftar Pustaka
Agustini, U. (2025). Efektivitas dan tantangan kebijakan program makan bergizi gratis sebagai intervensi pendidikan di Indonesia. Jurnal Kiprah Pendidikan, 4(3), 362–368. https://doi.org/10.33578/kpd.v4i3.p362-368
Maulia, S. P., Sahra, L. P., Fitriani, A., & Kurnia, R. (2025). Dampak kasus keracunan dalam program makan bergizi gratis terhadap kesehatan dan kualitas pembelajaran siswa. Jurnal Basicedu, 9(6), 1850–1855. https://doi.org/10.31004/basicedu.v9i6.10851
Nurin, E. I., & Erwin, N. Z. (2025). Evaluasi program makan siang gratis di sekolah: Dampak terhadap gizi, kesehatan, dan motivasi belajar siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. https://doi.org/10.65094/yctb3a45
Septiani, A. S., Maksum, A., & Affandi, M. (2025). Studi kasus dampak program makanan bergizi gratis (MBG) terhadap semangat belajar siswa di sekolah dasar. Indonesian Journal of Education, 2(1). https://doi.org/10.71417/ije.v2i1.533
Yusriadi, Y. (2025). The impact of free nutritious meal programs on food security: A systematic review. Journal of Indonesian Scholars for Social Research, 5(1). https://doi.org/10.59065/jissr.v5i1.177









