logo-color

Publikasi
Artikel Populer

PENDIDIKAN SEBAGAI KATALIS PERUBAHAN

Imranah, M.Pd.

Imranah, M.Pd.

Dosen IAIN Parepare
imranah@iainpare.ac.id

Setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Ini bukan sekadar hari libur atau seremoni belaka, melainkan momen penting untuk merenungkan seberapa besar peran pendidikan dalam mengubah hidup kita dan bangsa ini?

Pendidikan sering dianggap sebagai kunci untuk masa depan, tapi lebih dari itu pendidikan bisa diibaratkan sebagai katalis. Dalam ilmu kimia, katalis adalah zat yang mempercepat suatu reaksi tanpa ikut habis dalam prosesnya. Artinya, meski tidak terlihat secara kasat mata, namun katalis sangat mempengaruhi hasil dari suatu reaksi. Begitu pula dengan pendidikan: ia mempercepat kemajuan, memperkuat karakter, dan membuka jalan bagi perubahan yang lebih besar.

Sebagai katalis, pendidikan mampu mempercepat transformasi dalam berbagai aspek, mulai dari membentuk perubahan individu, sosial, teknologi, hingga aspek ekonomi. Pada aspek individu, pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga pola pikir, etika, dan keterampilan hidup. Dengan fondasi tersebut, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya, membebaskan diri dari jerat kemiskinan, keterbelakangan, dan diskriminasi sosial sehingga mempermudah akses ke berbagai peluang yang sebelumnya sulit untuk dijangkau.

Dari aspek sosial, pemerataan pendidikan akan menjadi kunci dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Ketika setiap lapisan masyarakat memiliki akses pendidikan yang sama, maka kesenjangan sosial dapat ditekan dan potensi konflik dapat diminimalisir. Adanya ruang belajar yang mempertemukan peserta didik dari berbagai latar belakang akan mempertahankan nilai-nilai luhur seperti empati, gotong-royong, dan toleransi antarasesama.

Sementara itu, dalam konteks perubahan teknologi dan ekonomi, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul dan adaptif. Di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki literasi digital, kemampuan berpikir inovatif, dan keterampilan kolaboratif semakin tinggi. Inovasi tidak lagi hanya muncul dari laboratorium, tetapi juga dari ruang-ruang belajar yang terbuka dan dinamis yang mampu merespon berbagai tantangan zaman. Dengan demikian pendidikan tidak hanya sebagai kegiatan transfer ilmu semata, tetapi juga upaya untuk mencetak generasi yang kolaboratif, produktif dan solutif dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan.

Namun, pendidikan tidak bisa bekerja sendiri. Ibarat reaksi kimia yang memerlukan suhu dan tekanan tertentu untuk berlangsung dengan optimal, pendidikan juga membutuhkan berbagai elemen pendukung agar dapat menghasilkan perubahan yang signifikan. Guru adalah ujung tombak transformasi ini. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga inspirator bagi para peserta didiknya. Dedikasi mereka harus dibarengi dengan pelatihan yang berkelanjutan dan penghargaan yang layak agar semangat mengajar tetap menyala. Namun apakah semuanya dibebankan kepada guru? Tentunya tidak demikian. Orang tua pun memiliki peran sentral. Keterlibatan mereka dalam proses belajar anak, baik di rumah maupun di sekolah, akan memperkuat hubungan emosional dan akademik yang dibutuhkan anak untuk berkembang secara optimal.

Selain itu, lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung menjadi “wadah reaksi” tempat pendidikan dapat tumbuh subur. Masyarakat harus menciptakan ekosistem yang mendorong semangat belajar, menumbuhkan rasa ingin tahu, serta memberi ruang bagi anak-anak untuk berekspresi dan mencoba hal baru tanpa takut dihakimi. Pemerintah, sebagai pengambil kebijakan, juga memegang peran strategis dalam memastikan pemerataan akses, peningkatan kualitas, serta keberlanjutan sistem pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman.

Peran yang tak kalah penting juga tentunya dimiliki oleh masyarakat. Mendukung sekolah-sekolah di lingkungan kita, memberikan semangat kepada anak-anak untuk terus belajar, menyebarkan pengetahuan yang kita miliki, serta menjadi teladan dalam sikap dan tindakan adalah bentuk nyata keterlibatan kita. Dalam analogi reaksi kimia, kita adalah bagian dari “katalis”, faktor yang mempercepat perubahan tanpa harus menjadi pusat perhatian, namun keberadaannya sangat menentukan hasil akhir.

Nelson Mandela pernah berkata, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.” Maka mari kita jadikan Hari Pendidikan Nasional ini sebagai pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari hal kecil: seperti belajar, berbagi ilmu, dan mendukung satu sama lain. Karena ketika semua unsur ini berjalan beriringan, pendidikan akan menjadi sebuah kereta cepat yang mengantarkan bangsa ini menuju masa depan gemilang.

Tags

Share this post:

Postingan Lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jika ingin berlangganan berita dari kami, silakan memasukkan email pada kolom di bawah ini

Radar Edukasi adalah portal berita pendidikan di bawah naungan Penerbit P4I